Jumat, 02 November 2012

Merauke... Menapakkan Kaki Sudut Negeri

Tiga Agustus 2012 pagi hari, pertama kali menjejakkan kaki di tanah Merauke. Setelah 1 jam perjalanan dari Bandara Sentai Jayapura menuju Bandara Mopah Merauke. Harga tiket Sentani Merauke dapat dikatakan murah, hanya berkisar 300 - 500 ribu rupiah.

Sebelum pendaratan di bandara, disambut pemandangan Sungai Maro dengan jembatan Tujuh Wali Wali melintas di atasnya. Entah mengapa langit di atas Merauke diselimuti awan yang tebal yang harus ditembus pesawat sebelum dapat mendarat. Alhasil penumpang dibangunkan dengan guncangan pesawat yang cukup keras karena menembus awan tebal.

Memasuki ruang pengambilan barang, suasana agak berbeda dengan Sentani. Ruangan tampak sederhana. Tidak ada ban berjalan, tas dimasukkan manual oleh petugas bandara. Tersedia troli barang yang dapat digunakan secara gratis. Namun apabila membutuhkan bantuan porter bandara dapat dengan mudah ditemukan. Hati hati dengan barang barang kita yang baru turun bagasi. Mata harus terus mengikuti, karena petugas porter kadang dengan seenaknya main ambil dan main tumpuk. Resiko kehilangan tas ataupun koper bertambah karena petugas yang mengecek tag pengenal bagasi pun bisa dikatakan tidak teliti.

Bandara Mopah Merauke
Jarak bandara mopah dengan kota merauke bisa dikatakan sangat dekat. Bahkan bisa dikatakan bandara Mopah berada di kota Merauke itu sendiri. Untuk transportasi dari bandara ke kota bisa menggunakan mobil avanza yang banyak disewakan dengan tarif flat 50 ribu rupiah saja.

Keluar dari pesawat akan disambut patung Yesus berukuran besar di salah satu sudut luar bandara. 

Suhu udara saat bulan Agustus tidak begitu panas kalau tidak bisa dikatakan sejuk. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi musim di Benua Australia. Saat di Australia musim dingin, angin selatan akan membawa suhu yang dingin ke Merauke. Dapat dikatakan di Merauke hanya ada dua musim yaitu musim panas dan musim dingin. Turunnya hujan terkadang 2 - 3 hari sekali. 

Keluar dari kawasan bandara disambut oleh perumahan penduduk yang seluruhnya beratap seng. Kondisi geografis Merauke berbeda sekali dengan wilayah utara Papua. Tidak ada gunung sama sekali di sini, hanya dataran saja. Tanah yang tadinya rawa rawa bahkan tidak menyimpan batu untuk dijadikan pondasi bangunan, alhasil tidak ada bangunan yang tingginya lebih dari dua lantai di sini.
Batu dan tanah didatangkan dari luar Merauke untuk kepentingan pendirian bangunan berukuran besaar. Rumah penduduk rata rata hanya berpondasi batu bata saja.

Pilihan hotel untuk menginap terbatas. Swissbell hotel Merauke di Jalan Mandala direkomendasikan untuk menginap bagi yang ingin mengunjungi Merauke. Apabila membutuhkan kendaraan dapat menyewa di rental mobil yang banyak tersebar di kota Merauke dengan biaya berkisar 600 - 800 ribu per mobil avanza atau kijang innova.

Masjid Al Aqsho Merauke
Bagi muslim yang mencari mesjid untuk sholat, dapat dengan mudah menenmukan mesjid di sepanjang jalan Mandala ataupun ke mesjid Al Aqsho di perempatan jalan brawijaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar